Diet ato bukan

Akhir2 ini krn gw sering posting makanan tanpa nasi, banyak yang nanya (termasuk ob kantor), “lagi diet ya?”
Sebenernya sih enggak diet. Jadi begini ceritanya.
Sejak bulan desember bb gw naik banyak. Udah awalnya gendut, pake nambah lagi. Sejak angka timbangan menyentuh 75kg gw paniklah. Kepengen diet. Tapi sayangkan klo diet pas masa2 natal tahun baru yg banyak bgt makanan enak itu. Akhirnya mulai diet GM di pertengahan Januari.
Dalam GM, kita detox dan ga makan nasi selama seminggu. Turun lumayan tuh seminggu itu. Menurut pengalaman GM gw sebelumnya, setelah GM selesai kita jadi ga kepengen makan nasi. Ja
di back to pola makan pake nasi, eh berat badan balik lagi ke sebelum GM.
Nah rencana gw, habis GM ini gw mo mempertahankan ga makan nasi, sampe GM selanjutnya (GM boleh sebulan sekali).
Sehabis GM ( dengan cheating berkali2) bb gw mencapai 72kg.
Dan terakhir kali gw nimbang hr Minggu yang lalu, udh 68,5kg.
Tapi gw masih utang lari pagi nih..
Pagi2 cuaca mager bgt..
Trus menu tanpa nasi apa aja? Ya kayak menu kita makan sehari2 aja. Cuma jadi dibanyakin. Makan telor jadi 2 butir. Ayam goreng bisa 2 potong, sayur bermacam2. Gitu doang..

View on Path

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Anak batita dan doa

Jadi malam ini kami ngobrol tentang doa.
R: mi, mau doa..
M: abang mau doain siapa?
R: opung dot. Biar opungdot sembuh, biar sehat biar bisa ke monas, ke puncak, nonton lumba-lumba.
M: terus siapa lagi? Opung doli sama opung boru?
R: ga usah, opung doli sama opung boru kan sehat..
M: inanguda erna?
R: inanguda erna sakit?
M: enggak nak. Kan ada dedek di perutnya inanguda erna. Abang doain biar dedeknya sehat2.
R: di perut uda kiki ada dedek juga?
M: enggak. Dedeknya uda kiki di perut inanguda erna.
R: pindahin aja dedeknya ke perut uda kiki.
M: ga bisa bang. Di perut laki2 ga bisa ada dedek. Ga ada tempatnya. Di perut perempuan bisa. Perut mami, perut inanguda erna bisa.
R: di perut mami ada dedek?
M: ga ada bang. Abang doain dong biar abang punya dedek.
R: nanti di perut abang ada dedek ya mi?
M: enggak nak. Dedek abang adanya di perut mami nanti.
Abang doain papi juga ya..
R: papi kan sehat mi..
M: kan berdoa bukan buat sakit aja bang. Abang doain biar Tuhan Yesus temenin papi di kereta, biar ga ada orang jahat…

Leave a comment

Filed under Uncategorized

NgAsi ga ya ?

Saya bersyukur bisa kasih asi ke Radot sampai 26 bulan. Dan sampai saat ini saya ga ngasih susu formula ke Radot.

Sejak sebelum hamil saya sudah mencari pengetahuan mengenai asi dan sufor. Bahwa Asi adalah hak anak, apa kelebihannya, bagaimana caranya agar berhasil memberi Asi, dan sebagainya. Saya juga masuk beberapa grup di media sosial yang pro Asi.

Saya bersyukur tidak ada halangan berarti dalam perjalanan saya ngAsi ke Radot. Saya punya suami, mertua dan ibu yang mendukung dan membebaskan saya menjalankan keyakinan saya dalam mengasuh dan merawat Radot. Suasana dan keadaan kantor saya pun mendukung  untuk saya memompa asi.

Tapi tak semua ibu-ibu seberuntung saya. Ada banyak bayi-bayi yang harus kehilangan hak mereka untuk mendapatkan air susu dari ibunya.

Saya punya teman yang tak bisa memberi asi ke bayinya karena sejak melahirkan si ibu ini harus mengkonsumsi obat-obatan berdosis tinggi yang berbahaya bagi bayinya.

Saya punya teman yang sudah berusaha memberi asi dengan usaha keras. Tapi si bayi tak mau menyusu langsung. Sudah bolak-balik ke klinik laktasi ternama, konsultasi ke konselor senior, tapi entah kenapa si anak tetap tak mau menyusu langsung.

Saya punya teman berniat memberi asi, tapi karena beberapa hari setelah lahiran si asi tak kunjung keluar, si ibu menyerah.

Saya punya teman yang sebulan setelah melahirkan, disuruh untuk menyapih anaknya. Alasannya biar si anak bisa ditinggal dengan pengasuhnya, tanpa si ibu jadi terbeban untuk pulang cepat.

Di sekitar saya ada banyak sekali ibu-ibu muda yang sepertinya gagal ngAsi karena ‘tidak tahu’, karena tidak peduli juga untuk mencari tahu. Memang anggapan berpuluh-puluh tahun di negara kita ini bahwa anak pintar karena susunya merk ini, atau merk itu. Bahwa ngasih susu mahal ke anak itu merupakan gengsi. Saya pernah baca ada yang komen,”Anaknya kok disusuin, kayak orang susah aja.” Belum tahu dia harga breastpump 🙂

Dan sepertinya yang paling ampuh bikin ibu-ibu muda menyerah ngAsi adalah kata-kata nylekit orang-orang sekitar. “Tetekmu kecil kayak gitu, mana ada isinya.”, “Kok ga keluar asinya?”, ” Anakmu kurus, asimu ga bagus.”, “Apa itu asi di-es-es-in kayak gitu. Pake susu formula aja.”, ” Kok dikit banget hasil pompanya?”, dan kalau kita beragumen tentang asi vs sufor keluarlah jurus,”Mama udah membesarkan 4 anak..”, “Tantemu ini jadi ibu udah puluhan tahun. Anak-anaknya sehat-sehat kan?”, “Jadi maksudmu ilmu opung cetek?”. Kalau udah bawa-bawa pengalaman, sofia bisa apa.

Buat ibu-ibu muda, calon ibu, atau ibu-ibu yang berniat nambah momongan, please, bisa baca post ini artinya kalian punya akses ke internet. Cari tahu, cari ilmu, jangan buka-buka medsos bisa tiap 10 menit. Ada apa dengan asi ? Kenapa harus asi ? Bagaimana biar sukses ngAsi?

Bagaimana dengan tantangan? Carilah support grup yang bisa saling menguatkan. Teman satu grup saya benar-benar termotivasi memberi asi ke anak keduanya setelah gagal pada anak pertama. Tidak semua ibu bisa menyusui dengan tinggal angkat beha. Puting luka, berdarah, bernanah, tongue tie, lip tie, kondisi kantor tak memungkinkan untuk sering memerah, tak adanya dukungan dari keluarga dekat, dan sebagainya. Menyusui tidak mudah, tidak murah, dan ada ilmunya.

Ibu yang memberi full asi tidak disebut pemberi asi atau penyedia asi, kami disebut PEJUANG ASI.

 

 

Leave a comment

Filed under Hidup akhir-akhir ini, Kehidupan rumah tangga, Tumbuh Kembang RJB

Tuhan dan Istana Pasir

Siang ini aku dan Tuhan pergi ke pantai. Di hari panas terik ini, aku dan Tuhan akan mengikuti lomba membuat istana pasir.
Banyak sekali anak-anak lain yang berpartisipasi dalam lomba ini. Pantai yang biasanya sudah ramai, kini semakin ramai dipadati pengunjung.

Kami memilih tempat untuk kami membangun istana pasir kami. Aku menyiapkan ember dan sekopku.
Ketika lomba sudah dimulai, aku buru-buru mengambil air dari tepi laut. Membasahi beberapa bagian pasir untuk kubentuk.
Tuhan yang berdiri di belakangku, bertanya,”Istana seperti apa yang ingin kau bangun?”
“Hmmmm…” aku bergumam sambil berfikir. Pasti aku sudah punya bayangan akan seperti apa istana pasir impianku.
“Yang besar, yang mewah…”
“Kokoh, banyak menara…”, aku menambahkan tanpa menghentikan tanganku bekerja.
“Dan harus cantik…” lanjutku dengan senyum.
Tuhan mengangguk-angguk mendengarkanku. “Kalau begitu, kau harus membuat pondasi yang kuat. Kalau salah membuat pondasinya, istanamu akan hancur sebelum selesai. Dan kau tak ada waktu untuk mengulang lagi dari awal!” , saran-Nya.
“Ya, aku tahu Tuhan. Aku sudah banyak baca tentang cara membuat istana pasir yang baik. Aku rasa aku bisa kok.” , ujarku terdengar mantap.

Pondasi harus kuat. Harus kokoh. Kuat. Kokoh. Aku mengulang-ulang dalam hati. Semakin aku mencoba mengingat-ingat teori-teori yang pernah kubaca, semakin aku merasa tak mampu menjalankannya.
Kalau airnya kurang, pasirnya bisa buyar, bangunannya bisa runtuh. Tapi kalau airnya kebanyakan, pasirnya akan sulit dibentuk.
Tanganku mulai gemetar.
Tidak. Tidak boleh begini. Aku harus berhasil. Aku bisa. Tapi aku takut salah. Aku tak bisa mundur lagi untuk memperbaikinya. Bagaimana ini? Otak dan tanganku entah kenapa tidak mau kerja sama.

Di tengah ketakutanku, aku menoleh ke belakang.
Astagaaaa… aku kenapa sih…
Aku satu tim dengan Arsitek terbaik yang pernah ada. Dan aku malah memusingkan pondasi kecil ini. Dengan malu-malu, aku menyodorkan peralatanku kepada Tuhan.
“Tuhan, aku membutuhkan Engkau dalam membuat pondasi ini.”, ujarku. “Eh, tidak, aku membutuhkan-Mu dalam membangun istana pasir ini..”, ralatku cepat.
Tuhan mengambil peralatan dari tanganku dan berkata,”Kupikir kau takkan pernah minta tolong..”
Aku hanya bisa senyum malu.
Kami bekerja sama membangun istana impian kami. Hm sebenarnya sih, bisa dibilang Tuhan yang membangunnya.
Setelah waktu yang ditetapkan usai, istana pasir kami sudah jadi. Dan jauh lebih hebat daripada yang ada di pikiranku sebelumnya. Luar biasa kokoh dan mewah. Menara-menaranya tinggi seperti kastil kuno. Seperti yang kuduga, tak ada istana pasir lain yang menandinginya.
Kami menang.

Buat RJB, istana pasirku..

1 Comment

Filed under Uncategorized

Almost 14 months

Akhir tahun nanti Radot genap 14 bulan. Aku masih menganggapnya ‘bayi’ yang belum ngerti apa2. Ternyata Radot (atau mungkin memang milestone anak 14 bulan) bisa mengerti beberapa hal yang kubicarakan.
Kemarin sebelum natalan ke rumah Opung Jethro, aku lagi menyiapkan barang2nya yang mau dibawa.
“Abang, bawa aja bolanya. Ambil bang bolanya sana.” Pintaku sambil tak berharap apa2. Eh beneran lho, dia ambil bolanya di seberang kasur, dan memberikan padaku. Wow..
Tes kedua, malamnya di tempat tidur, ada sisir dan wafer.
“Bang, ambil dong sisirnya. Biar abang sisiran.”
Awalnya dia bimbang antara sisir dan wafer, akhirnya tetap dia ambil sisir dan menggesekkannya ke rambutnya. Wow lagi…
Berikutnya mau nyalain tivi. “Abang mau nonton hi5? Mana remotenya, sini kasih mami, biar mami nyalain tivinya.”
Deng deng… remote yang biasanya dimonopoli sama dia, dikasih lho ke maminya…
Tadi pagi lagi, radot bangun jam 4, udh jam 5 ga tidur2 lagi. Padahal aku mau masak makanannya.
“Boboklah bang, mami mau masak bubur abang.”
Eh dia jawab,”mamam.. mamam..”
Padahal ga ada kata ‘mamam’ di kalimatku…
Tapu yang paling ga nahan sih gayanya kalo liat handphone. Kayak ngerti bener. Kalo orang lain yang ngutak-ngatik handphone, di pengen ikutan liat juga..
Kepo bener…
Ga ada abis2nya ngucapin syukur ke Tuhan Yesus buat anak yang amazing ini…

Leave a comment

Filed under Kehidupan rumah tangga, Tumbuh Kembang RJB

Pengalaman Pakai Breastpump

Dalam perjalanan panjang berniat memberikan ASI buat Radot sampai 2 tahun, aku putuskan untuk memakai pompa asi atau breaspump. Pernah diajarin tehnik marmet (memerah pakai tangan) di dokter Laktasi, tapi capek, pegel dan hasilnya ga langsung kelihatan di percobaan pertama. Akhirnya menyerah….

Beli Medela Harmony, breastpump manual dari Medela, merk breastpump yang cukup tersohor. So far aku cocok pakai medela ini. Awal-awal mompa pasti sakit, dan pegal. Tapi lama-lama nyaman kok. Pompa ini yang mengantarkan perjuangan ng-Asi sampai ke sewa freezer dan berburu botol2 Asip setiap minggu.

harmony_breastpump_stage

Tapi ada nih kelemahan si Harmony ini. Ada bagian tuasnya, diafragma, yang terbuat dari silikon, bisa sobek atau rusak. Itu bikin pompanya ga ada tarikan. Dan mesti beli diafragma baru lagi. 200 ribuan aja loh… Dan baru berapa bulan beli di onlen shop, minggu ini aku harus beli lagi aja. Si diafragma seneng banget bolong. Duh…

Medela-Diafragma

Walau baru pakai 1 breastpump manual dan 1 breastpump elektrik, berikut tips-tips ga penting buat buibu yang lagi nyari breastpump :

1. Buat mompa di kantor. Ada ruang khusus menyusui ? Kalau ada, pakai breastpump jenis apapun okay. Kalau ga punya, kayak aku mompa di meja kerja pakai pashmina, lebih baik pakai yang manual, ga rempong pakai selang-selang segala.

2. Mompa di perjalanan. Mendingan manual sih ya, ga ada bunyi, ga ketauan juga lagi mompa.

3. Mompa di rumah. Terserah aja sih…

4. Plilih merk yang spare partnya banyak dijual

CAM02532

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Antara ASI dan Keselamatan Kristus

Ada hubungan apa air susu ibu dengan keselamatan? Ga ada. Hahaha..
Hei, jangan marah dulu. Saya mau cerita dulu ya.

Keselamatan dalam Kristus

Dari dulu saya ga begitu mengerti soal konsep “Keselamatan hanya dalam Kristus”. Bagi orang percaya, keselamatan adalah anugrah. Anugrah bagi semua orang. Gratis tis tis. Nah, kalau udah dikasih buat semua orang (percaya) dan gratis, bukan karena kuat dan hebat kita sebagai manusia, trus kenapa kita repot2 menjaga iman dan perilaku agar tetap di jalan Tuhan? Iya juga ya..
Pernah berdebat sama seseorang, saya bilang, walaupun “sola gratia” (hanya karena anugerah), tapi kita juga harus usaha biar anugerah itu tetap kita dapat. Menurut orang itu, hanya karena anugerah, titik. Tak ada yang bisa kita lakukan untuk mendapatkannya, atau melepaskannya. Eh, kok menurut saya tidak begitu ya. Tapi mengertiinnya susah deh.
Sampai saya hamil dan melahirkan tahun lalu, saya mulai belajar tentang ASI (Air Susu Ibu), ternyata membantu saya untuk mengerti tentang konsep keselamatan. Bingung ya ??

ASI

Semua wanita yang melahirkan, pasti memiliki ASI. Hamil, melahirkan dan ASI itu satu paket. Pasti. Lalu kenapa banyak bayi yang tidak minum asi, malah minum susu formula?
Menyusui tidak segampang, angkat baju lalu susui. Saya cerita pengalaman saya menyusui Radot 10 bulan ini ya.
Hampir seminggu ASI saya ‘tidak’ keluar. 2 minggu pertama Radot minum asi ditambah sufor. Setelah full asi, payudara saya lecet dan sakit tiap menyusui. Ternyata Radot punya tongue tied, dan harus di-insisi. Menjelang cuti habis, stock asi perah yang sudah dikumpulkan dengan susah payah, rusak semua karena mati lampu berjam-jam akibat banjir. Mulai kerja lagi, tiap hari harus bawa tas tambahan, cooler bag, ice gel, botol2 kaca dan pompa asi ke kantor. Di sela-sela kesibukan kantor harus mompa minimal 3 kali sehari. Tengah malam atau dini hari juga harus mompa juga. Bolak balik ke klinik laktasi, konsul ke dokter via telfon, bahkan lewat twitter pun sudah saya jalani.
Breastpump menjadi harta berharga yang harus saya bawa saban hari ke kantor, tidak seperti handphone dan dompet boleh ketinggalan. Walaupun stock asi di freezer lebih dari cukup (bahkan saya sampai harus menyewa freezer tambahan), saya tidak boleh berhenti memompa asi saya. Mengapa? Karena keluarnya asi sesuai prinsip supply and demand. Jadi kalau asi terus dikeluarkan (disusui atau dipompa), maka asi akan terus diproduksi. Tapi kalau kita sudah malas mompa, maka otak akan memerintahkan untuk memberhentikan produksi asi karena dianggap sudah tidak dibutuhkan lagi. Lalu untuk apa saya harus berempong ria tentang asi ini? Karena saya tahu asi adalah makanan terbaik yang bisa saya berikan untuk buah hati saya saat ini. Dan juga investasi buat kesehatan dan kecerdasannya di masa depan.

Sudah lihat persamaannya? Asi gratis. Semua ibu punya. Tapi apa semua ibu bisa menyusui anaknya sampai 2 tahun? Tidak. Entah si ibu kurang pengetahuan, entah karena malas dan tak mau repot, entah karena takut kecantikan tubuhnya hilang (sampai sekarang saya tidak mengerti relevansinya alasan ini), entah entah yang lainnya.
Saya anggap begitulah tentang keselamatan. Semua orang sudah punya. Tapi bisa karena kurang pengetahuan, atau malas belajar dan berjuang, atau kilau dunia lebih menarik, jadilah tidak semua bisa terselamatkan.

Well, ini versi pikiran saya yah, mohon kritik dan saran kalau ternyata salah…

Salam asi !!

Leave a comment

Filed under Hidup akhir-akhir ini, Tumbuh Kembang RJB

MPASI

Makanan Pendamping ASI. Bulan ini Radot sudah 9 bulan. MPASI sudah berjalan 3 bulan terakhir. Puji Tuhan banget Radot termasuk anak yang makannya gampang. Apa aja dikasih, mau. Ga pake drama2 disembur, dilepeh atau gerakan tutup mulut.

MENU
2 minggu pertama makanan diberikan dalam bentuk puree (bubur) tunggal. Menurut WHO, sejak awal bayi sudah boleh diperkenalkan semua jenis makanan, bubur karbo, buah atau sayur. 2 minggu pertama ini Radot udh makan puree alpukat, pepaya, apel, pear, kabocha, kentang, bubur beras putih.
Memasuki minggu ketiga, menu harus sudah diganti dengan bubur lengkap. Karbo, protein hewani, sayur, kacang2an dan sumber lemak. Untuk protein hewani, sampai saat ini Radot udah makan ayam kampung, ikan kembung, ikan patin, ati ayam dan kuning telur. Kalau sayur, Radot udah makan buncis, wortel (baru dikasih di 7 bulan), brokoli, kembang kol, zuccini, tomat, sawi putih, bayam, kangkung. Kacang-kacangan ada tempe, tahu, kacang merah, kacang ijo dan edamame. Sumber lemak baru pake keju dan unsalted butter.

PERALATAN
1. Slow cooker
Ini yang paling helpful sekali. Pake merk Baby Crown 1 liter. Ga kayak Takahi yg tersohor itu, paka crown ini ga perlu masak dr malam sebelumnya. Untuk settimgan low, bubur beserta lauk bisa masak 2-3 jam. Kalau di settingan high, kurleb 1-2 jam udah jadi bubur.
2. Pigeon food maker
Ini juga andalan nih. Ada beberapa fungsinya, saringan, pemeras jeruk, parutan, mangkok dan kayu penggiling.
3. Kukusan dan panci kecil.
Kukusan pakai yang ada di rumah aja. Panci kecil (panci buat rebus mi instan) beli baru.
4. Blender.
Pake dry mill yang bawaan blender. Abisnya beli hand blender malah ga bisa dipake. Sebel.
5. Ice tray bertutup
Ini fungsinya untuk membekukan puree buah seperti pepaya, apel, pir dan kabocha. Atau daging ayam kampung. Untuk membekukan ayam kampung caranya ayam direbus (pilih ayam yg muda dan tidak terlalu besar), rebus setengah ekor, rebusannya biasanya dipakein daun bawang seledri dan bawang bombay. Setelah empuk, daging dipreteli, diblender dengan sedikit kaldu. Terus dicetak di ice tray. Kalau udah beku, dikeluarkan dan disimpan di tupperware dalam freezer. Tinggal dicemplungin 1 atau 2 cube tiap masak bubur. Sisa air rebusan bisa disimpan dan dibekuin dalam plastik-plastik kecil untuk dipakai waktu masak bubur.
6. Talenan dan pisau baru
7. High chair
Dr awal mpasi sampai bisa duduk sendiri kurleb 8 bulanan, Radot makan di bouncer. Sejak bisa duduk sendiri, bouncer tdk disarankan, krn bisa terjungkal krn anaknya bawaannya pengen turun terus. Setelah mulai jago merangkak dan merambat, mulailah berasa butuh high chair krn ga bisa diem duduk di playmatnya. Beli di informa.
8. Feeding set
Dapet 2 dari kado. Merk yg sama. Warna yg sama. Kualitas standar sih, pengen juga beli skip hop atau avent yg lucu2 itu. Tapi nantilah, msh blom urgent. *Namanya juga emak2 pelit*
Itu dulu deh. Photo menyusul.

1 Comment

Filed under Tumbuh Kembang RJB

Dan Musuh Dalam Selimut Itu Adalah Dot

Melewati ulang bulan keempat, pola tidur Radot kembali berubah. Bisa begadang ria sampai pagi. Emaknya yang baru masuk kerja lagi sampe keliyengan di kantor karena kurang tidur bahkan sampai tidak tidur sama sekali.

Begadangnya bukan hanya main dan photo2 selfie aja ya, ada jamnya nangis kejar dan menolak menyusu. Dan solusi cepatnya adalah mengorbankan stok ASIP di kulkas ( yang sebenernya juga kurang) untuk diminumkan via botol. Dan setelah minum pakai botol, baru Radot tidur.

Berjalan 2 minggu tiba-tiba aku tersadar, ini bukan perubahan pola tidur biasa. There is something wrong. Kayaknya Radot kena bingung puting.  Selama aku di kantor ASI perah selalu diberikan opungnya via dot. Dan sepulang kantor, barulah Radot menyusu langsung. Sebenarnya aku tahu pemberian ASIP melalui media dot dilarang oleh dokter, karena si bingung puting ini. Tapi karena gak mau opungnya repot harus nyendok-nyendokin asi, akhirnya kita tetap pilih pakai dot.

Browsing2 dan bertanya di grup AIMI menambah keyakinanku bahwa Radot memang mengalami bingung puting. O ya, jangan ditanya rasanya ketika bayi kita menolak menyusu langsung. Dan tangisan pilunya berhenti saat opungnya gendong dan kasih ASI di botol. Rasanya lebih perih dari patah hati diputusin pacar, sodara-sodara. Tertolak san sakit. Dan ga mau ngalamin lagi.

Pas di hari Sabtu, aku bertekad membawa Radot (untuk kesekian kalinya) ke Klinik Laktasi. Tapi hari itu Opung dan Bapaknya Radot ke pesta. Percuma juga ke KL sendiri tanpa mereka. Karena yang memberi ASIP setiap hari adalah Opungnya, jadi harus teredukasi tentang bahaya bingung puting ini, dan bapaknya juga yang sering kali mengambil jalan pintas memberi susu formula, atau menyerah karena anaknya ga mau menyusu, ya sudah berarti tugas ibunya buat pumping terus-terusan. Jujur saja, aku merasa bapaknya Radot kurang teredukAsi. Dan sering menyalahkan aku yang selalu ngotot. Aku berusaha tutup kuping dari masukan MPASI dini, atau exclusive pumping (dan baru tahu juga ibu yang exclusive pumping berat juga jadwal pumping harus 2 jam sekali, no excuse, buat tetap jaga supply ASI nya)

Minta tolong Bou nya Radot untuk bertanya tentang ini pada temannya yang konselor Laktasi. Akhirnya disarankan untuk skin to skin contact dengan Radot 24 jam. Sabtu malam sampai Minggu malam kami berdua berbugil ria di kamar, berpelukan, bercanda-canda.  Kutimang-timang, sambil diajak bicara, ” Abang, Mami mau kasih yang terbaik buat Abang. Mami butuh Abang pinter nen ya, nak. Biar mami bisa kasih Abang ASI sampai 2 tahun. Nen yang pinter ya sayang.” Begitu terus berulang-ulang. Dan waktu Radot mulai nangis kejar dan menolak menyusu dan meronta-ronta, aku mantapkan hati dan berpikir positif. Pelan-pelan bimbing Radot untuk menyusu, daaann…. berhasil. Radot menyusu lama dan sampai tertidur.

Sejak itu sampai sekarang ga ada lagi drama begadang sampai pagi. Ngamuk-ngamuk sampai opung bangun dan ngasih asi di botol. Memang tidak bisa sama sekali menghilangkan pemakaian dot, kalau Radot ngantuk sekali dan ga mau disendokin, terpaksa pakai dot. Sempat beli Medela Soft cupfeeder, tapi Radot lebih suka sendok biasa. Dan untuk dot nya pakai Medela Calma.

Memang bingung puting Radot masih tergolong ringan dan cepat pemulihannya. Tapi seperti kata onty nya Radot, ” Semua masalah juga ada expire nya.”

Puji Tuhan..

Leave a comment

Filed under Hidup akhir-akhir ini, Kehidupan rumah tangga, Tumbuh Kembang RJB

Imunisasi

spl008142Salah satu kewajiban orang tua adalah membawa anaknya Imunisasi. Jujur aku (tadinya) buta banget tentang vaksin- vaksin ini. Hanya pernah dengar selewatan, BCG, DPT, tanpa tau untuk apa untuk apanya. Awal awal, pasrah sama DSA nya Radot yang di Hermina Bekasi. Setelah bulan kedua, namborunya Radot bilang, di bidan aja, karena sama aja, dan biasanya bidan lbh telaten. Sip, bulan ketiga, jadwalnya DPT Polio kami ke bidan deket rumah. Pengennya DPT yang ga pake demam. Ternyata di bidan ga punya vaksin spt itu. Adanya DPT biasa yang reaksi anaknya biasanya akan jadi demam. Jadi bidan vaksin polio oral (OPV) aja. Bayar 15rb. Abis itu lgsg janjian sm DSA di Hermina lagi buat DPT nya.
Di Hermina, ternyata vaksin DPT yg tdk pake demam itu (DPaT) udh combo dgn HIB. Dan lumayan mihil sodara2, 600ribuan.
Bulan keempat balik lagi ke DSA nya. Dijadwalkan vaksinasi Rotavirus (diare) dan Pcv. Jeng jeng 1,2 juta aja, boss. Dan itu ada pengulangan lagi, ga cuma sekali.
Mertua sampe geleng-geleng, macem2 aja imunisasi sekarang ini.
Bulan kelima, jadwalnya DPT dan Polio lagi. Teteo kekeh pengen cari yg murah. Hari Sabtu di longweekend, pergilah kita macet-macetan ke bidan dekat rmh. Wktu dilihat awalnya sudah DPaT, katanya ga bisa pake DPT biasa lagi, takut anaknya kejang atau apalah.
Akhirnya nyari2 informasi deh ttg Rumah Vaksinasi yg ada di Bekasi Barat, yang kebetulan juga hari Minggu buka.
Siang ini ke sana, Lokasinya dekat The Green hotel di kayuringin. Lokasinya bagus, dokternya dokter umum, tapi enak. Cukup informatif. Cuma tempat nya itu lho, jorok dan ga terawat. Sayang banget deh. Tadi DPaT+Hib dan Polio  (OPV) kena 500 rb. Berikutnya dijadwalnya rotavirus n hepatitis lagi.
Untuk keterangan masing2 vaksin, browsing sendiri ya buebu.. Takut salah info. Be smart, parents. Cari tahu tentang macem2 imunisasi, at least kita ngerti baca istilah2 yg ada di buku pasien atau KMS anak kita. Dan apa guna masing2 vaksin itu..

Leave a comment

Filed under Uncategorized